Selasa, 03 Maret 2020

Posted by Adi El Noor Maret 03, 2020

   Anak warteg mana suaranya? Warung Tegal Bahari atau yang populer dengan sebutan Warteg adalah salah satu jenis usaha gastronomi yang menyediakan makanan dan minuman  dengan harga terjangkau. Enak, kenyang dan murah adalah tiga alasan yang cukup membuat usaha rumah makan ini tak akan padam ditengah gempuran usaha kuliner yang mengangkat hidangan asing, seperti rumah makan Korea, Taiwan, Jepang, Cina dan sebagainya. Hidangan-hidangan di warteg pada umumnya bersifat sederhana dan homey. Jenis lauk yang disajikan adalah lauk rumahan yang bergizi dan mengenyangkan seperti cah kangkung, tumis kacang, ayam goreng, ikan goreng, gulai, dan beragam makanan khas rumahan lainnya


Foto Warteg konvensional. Sumber foto: wartegbahagia
   Walaupun cukup populer, namun disisi lain beberapa orang enggan untuk sekedar nongkrong di warteg karena kondisi rumah makannya yang tidak baik, tempatnya kurang bersih, penerangan ala kadarnya dan kesan kumuh lainnya. Sehingga higienitas dari makanan yang disajikan seringkali diragukan. Menyebut kata warteg, seolah sudah menjadi istilah generik untuk menyebut warung makan kelas menengah ke bawah di pinggiran jalan, baik yang dikelola orang asal Tegal maupun daerah lain.


   Namun lain dulu lain sekarang, warteg masa kini mulai bertransformasi menjadi lebih modern. Warung makan yang menjadi jantungnya anak kos ini mulai menyediakan service yang mengikuti arus teknologi. Sebut saja Warteg Margonda (WarGo), warung yang berlokasi di Jl. Margonda Raya Depok ini menyediakan gratis layanan WiFi bagi pengunjungnya. Selain itu warteg ini pun ready to serve 24 jam dan membuka layanan delivery bekerja sama dengan penyedia transportasi makanan online. Sehingga pelanggan bisa memesan melalui aplikasi jika tengah malam darurat lapar.

Sumber foto: @wartegmargonda

   Hal menarik lainnya, suasana dalam warteg yang bersih dengan penerangan yang baik serta jauh dari kesan kumuh dan jorok warteg pada umumnya menjadikan nilai tambah warteg ini. Harga makanan (pricelist) pun tertera dan dicantumkan pada etalase makanan. Pengunjung bisa langsung memperkirakan berapa harga yang dibayar sesuai dengan lauk yang dipilih. Jadi ga ada lagi tuh istilah nembak harga. Kursi-kursi makannya pun lebih banyak. Walaupun masih identik dengan warna hijau khas warteg konvensional, kursi-kursi di WarGo  selain menyediakan kursi panjang yang ditempatkan di depan etalase sebagaimana warteg konvensional. Namun tersedia pula kursi yang lebih privatif disusun layaknya kursi-kursi dan meja Cafe. Pengunjung merasa lebih nyaman saat makan karena tidak lagi berhimpitan di bangku panjang atau terganggu dengan pengunjung yang ingin melihat etalase lauk.



Sumber foto @warteg313
   Selain WarGo yang melek teknologi, ada lagi nih Warteg 313 yang juga menarik. Pasalnya walaupun mengusung konsep prasmanan dengan hidangan lauk rumahan, tapi tampilan dalamnya jauh banget deh dengan warteg pada umumnya. Disini pengunjung bakalan betah berlama-lama karena tempatnya yang Instagramable. Sama seperti WarGo, meja dan kursi di Warteg 313 disusun layaknya kursi dan meja di Cafe bahkan desain interiornya sangat jauh dari warteg konvensional pada umumnya. Warna hijau yang biasanya menjadi ciri khas warteg berganti dengan dominasi warna kuning dan hitam. Selain itu, ada juga lampu gantung yang juga memancarkan cahaya kuning, kursi putar tinggi, dan hiasan lain sebagai pemanis desain interior ruangan seperti pajangan telepon, bunga, dan hiasan dinding. Soal menu makanan, sama seperti warteg pada umumnya bedanya disini lauk yang dijajakan dibuat oleh koki khusus yang berasal dari tegal. Lauk yang disajikan pun di klaim non msg, alias tidak menggunakan msg dalam bumbu-bumbu ya melainkan menggunakan bumbu-bumbu tradisional. Tak heran warteg ini juga menjangkau masyarakat kalangan menengah ke atas. Pemilik warteg menyebut pelanggannya selain mahasiswa dan pekerja kantoran, tak jarang pula artis, pengusaha, bahkan pejabat. Lauk yang tersedia disini pun dapat dipesan secara online dan kini hendak melebarkan sayap untuk membuka franchise. Warteg yang juga ready to serve 24 jam ini berlokasi di Jl. Cinere Raya No. 45, Depok.
   Gimana sobat Depok? Ternyata warteg bisa juga lo dimodifikasi dengan kece dan adaptif sesuai perkembangan zaman. Tertarik untuk mampir di Warteg Kekinian tersebut atau terinspirasi untuk membuat usaha sejenis?

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogroll

Cari Blog Ini

About

Search