Isra Miraj adalah peristiwa
penting bagi umat Islam. Isra Miraj merupakan perjalanan di malam hari
yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh.
Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab di tahun ke delapan kenabian. Pada tahun
2020 Isra Miraj diperingati pada Minggu (22/3). Kisah Isra Miraj terdapat dalam
Al-Quran surat Al Isra.
Isra berarti perjalanan di malam hari, sedangkan Miraj berarti naik atau
diangkat ke Sidratul Muntaha. Di malam itu, Rasulullah bersama Malaikat Jibril
melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di
Palestina. Lalu, Nabi diangkat ke langit ke tujuh untuk bertemu dengan Allah.
Perjalanan ini merupakan bentuk hiburan yang diberikan Allah kepada Nabi
Muhammad setelah diberikan cobaan berupa ditinggal orang terdekatnya. Istri
Nabi, Khadijah dan paman Abu Thalib yang selalu membela Nabi, meninggal dunia.
"Ini merupakan suatu peristiwa yang menunjukkan orang yang beriman sangat
disayangi oleh Allah," kata KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi saat mengisahkan
Isra Miraj, kepada jamaah nya, beberapa waktu lalu jelang peringatan Isra
Miraj.
Saat diangkat ke langit ketujuh, Nabi bertemu dengan malaikat dan nabi-nabi
terdahulu. Saat naik ke Sidratul Muntaha, Nabi menemui banyak godaan.
Nabi Muhammad ditawari minuman susu dan khamar. Rasulullah lalu memilih susu
yang berarti minuman yang suci, menyehatkan, dan bersih.
Ada pula panggilan dari setan, iblis, dan perempuan penggoda. Nabi juga
diperlihatkan sekelompok orang yang menggunting lidahnya sendiri.
Langit pertama
Di Saat Jibril naik ke langit pertama
bersamaku dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya),
“Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang
bersamamu? ”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah
diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah
diutus.”
Maka dibukakan bagi kami
(pintu langit) dan saya bertemu dengan Adam.
Beliau menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.
Langit kedua
Kemudian kami naik ke langit
kedua.
Lalu Jibril meminta dibukakan
pintu.
Maka dikatakan
(kepadanya),“Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang
bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah
diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah
diutus.”
Maka dibukakan bagi kami
(pintu langit kedua) dan saya bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin
Zakaria.
Beliau berdua menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.
Langit ketiga
Kemudian Jibril naik bersamaku
ke langit ketiga dan Jibril meminta dibukakan pintu. Maka dikatakan
(kepadanya), “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang
bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah
diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah
diutus.”
Maka dibukakan bagi kami
(pintu langit ketiga).
Saya bertemu dengan Yusuf yang
telah diberi separuh dari ketampanan (wajah).
Beliau menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.
Langit keempat
Kemudian Jibril naik bersamaku
ke langit keempat dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya),“Siapa
engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang
bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad”.
Dikatakan, “Apakah dia telah
diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah
diutus.”
Maka dibukakan bagi kami
(pintu langit keempat) dan saya bertemu dengan Idris.
Beliau menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.
Langit kelima
Kemudian Jibril naik bersamaku
ke langit kelima dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya),
“Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang
bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah
diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah
diutus.”
Maka dibukakan bagi kami
(pintu langit kelima) dan saya bertemu dengan Harun.
Beliau menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.
Langit keenam
Kemudian Jibril naik bersamaku
ke langit keenam dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa
engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang
bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah
diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah
diutus.”
Maka dibukakan bagi kami
(pintu langit) dan saya bertemu dengan Musa.
Beliau menyambutku dan
mendoakan kebaikan untukku.
Langit ketujuh
Kemudian Jibril naik bersamaku
ke langit ketujuh dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya),
“Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang
bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah
diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah
diutus.”
Maka dibukakan bagi kami
(pintu langit ketujuh) dan saya bertemu dengan Ibrahim.
Beliau sedang menyandarkan
punggunya ke Baitul Ma’muur.
Setiap hari masuk ke Baitul
Ma’muur 70 ribu malaikat yang tidak kembali lagi.
Kemudian Ibrahim pergi
bersamaku ke Sidratul Muntaha.
Ternyata daun-daunnya seperti
telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala dia diliputi oleh
perintah Allah, dia pun berubah sehingga tidak ada seorang pun dari makhluk
Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya.
Perintah dari Allah
Lalu Allah mewahyukan kepadaku
apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50
sholat sehari semalam. Kemudian saya turun menemui
Musa. Lalu dia bertanya, “Apa yang
diwajibkan Tuhanmu atas umatmu?”. Saya menjawab, “50 sholat”.
Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan. Karena
sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah
menguji dan mencoba Bani Israil.”
Maka saya pun kembali kepada
Tuhanku seraya berkata, “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk umatku.”
Maka dikurangi dariku 5 salat.
Kemudian saya kembali kepada
Musa dan berkata, “Allah mengurangi untukku 5 shalat.”
Dia berkata “Sesungguhnya
umatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan
mintalah keringanan.”
Maka terus menerus saya pulang
balik antara Tuhanku dan Musa.
Sampai pada akhirnya Allah
berfirman:
“Wahai Muhammad, sesungguhnya
ini adalah 5 sholat sehari semalam. Setiap sholat (pahalanya) 10, maka semuanya
50 sholat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya,
maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikit pun. Jika dia mengerjakannya, maka
ditulis (baginya) satu kejelekan.”
Kemudian saya turun sampai
bertemu Musa. Saya ceritakan hal ini
kepadanya. Dia berkata, “Kembalilah
kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan.”
Maka saya pun berkata:
“Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai saya malu kepada-Nya”. (H.R
Muslim 162)
Source : cnnindonesia.com , Tribunnews.com